Zakat Fitrah dengan UANG ??




Selamat Menjalankan Ibadah Puasa bagi para kaum muslimin, sebentar lagi para kaum Muslim akan berjumpa penghujung Ramadhan. Semoga Puasanya diterima oleh Allah ya.. Semua amalnya dihitung sebagai pemberat Amal baik.... Aamiinn
Nah... waktunya menunaikan rukun Islam yang ke-3 :  membayar zakat FITRAH. Tadinya saya mau bikin postingan tentang "zakat fitrah" saja... eh tapi kepikiran Bagaimana ya kalo "Zakat Fitrah dengan Uang??" Masih banyak perdebatan juga tentang permasalahan ini... Belajar sama-sama yuh... saya juga lagi baca-baca dari beberapa sumber...

Saya Membahas ini hanya sekedar ingin berbagi, tidak ada maksud menyalahkan pendapat atau keyakinan dari pihak manapun.. bahkan Ulama sekaliber Imam Syafi’i, mujtahid yang sangat handal saja berkomentar tentang pendapatnya dengan mengatakan, ”Bisa jadi pendapatku benar, tapi bukan tak mungkin di dalamnya mengandung kekeliruan. Bisa jadi pendapat orang lain salah, tapi bukan tak mungkin di dalamnya juga mengandung kebenaran.”

maaf jika ada yang kurang berkenan ^_^

Sebagai Pembuka mari kita mencoba kembali sedikit menelaah Syahadatain (2 kalimat syahadat) ;

  • Syahadat yang Pertama 
asyhadu an-laa ilaaha illallaah
artinya : Saya bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah
Konsekwensi syahadat La Ilaha Ilallah adalah tidak menyembah kecuali hanya kepada Allah saja,
  • syahadat yang Kedua
wa asyhadu anna muhammadan rasuulullaah
artinya: dan saya bersaksi bahwa Muhammad saw adalah Rasul / utusan Allah.
sedangkan konsekwensi syahadat Muhammad Rasulullah adalah tidak menyembah Allah kecuali dengan cara-cara yang telah disyari’atkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Dalam Islam semua ibadah pada dasarnya tauqifi (mengikuti dalil atau petunjuk). Maka tidak boleh lagi seorang hamba untuk beribadah kepada Allah dengan satu ibadahpun kecuali dengan cara yang diambil dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam,

Rasul yang telah Allah firmankan tentangnya.

“Artinya : Dan tiadalah yang diucapkannya itu (al-Qur’an) menurut kemauan hawa nafsunya. Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya) ” [An-Najm : 3-4]

Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.
“Artinya : Barangsiapa membuat cara yang baru dalam perkara agama ini apa yang tidak termasuk agama ini maka hal itu tertolak”.

Dari sedikit uraian tentang Syahadatain di atas, tentunya kita sudah mempunyai gambaran kan??
Sebagai Muslim kita harus Menyembah hanya kepada Allah dengan cara-cara yang dicontohkan Oleh Muhammad Rasul / Utusan Allah.

Oke.. kita kembali membahas Zakat Fitrah


Imam Bukhari dan Imam Muslim telah meriwayatkan dari Abdullah bin Umar Radhiallahu ‘anhu, dia berkata :

“Artinya : Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah mewajibkan zakat fithri dengan satu sha’ kurma, atau gandum atas setiap orang muslimin yang merdeka ataupun budak baik laki mupun perempuan kecil ataupun besar”

 - Kurma dan Gandum dipilih karena itulah makanan pokok masyarakat sekitar pada saat itu, Tinggal menyesuaikan makanan pokok dari setiap lingkungan kita


Dan Rasulullah Shallallahu ‘alihi wa sallam memerintahkan supaya zakat itu dilaksanakan sebelum orang keluar untuk melakasanakan shalat Idul Fitri.Imam Bukhari dan Muslim juga meriwayatkan dari Abu Said al-Khudri Radhiallahu‘anhu, dia berkata.


“Artinya : Kami memberikan zakat fitrah itu pada zaman Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan satu sha makanan, atau satu sha’ kurma atau gandum atau anggur kering” dalam satu riwayat “satu sha’ keju”

Perlu menjadi tinjauan kita bahwa pada zaman Nabi tersebut juga sudah  ada Mata Uang, Dinar dan Dirham. Namun dengan adanya dua mata uang yang utama itu, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak menyebutkan keduanya dalam zakat fitrah.

Kalau seandainya salah satu dari keduanya boleh dipakai dalam zakat fitrah tentu hal itu sudah dijelaskan oleh Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, karena beliau tidak boleh menunda-nunda keterangan pada saat dibutuhkan. Dan kalaulah hal itu pernah dikerjakan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam tentu telah dikerjakan oleh para sahabat Radhiallahu ‘anhum.

Beberapa Pendapat Menyebutkan :

  • Madzhab Syafi’i :
Zakat fitrah wajib dikeluarkan berupa makanan pokok daerah setempat dan tidak boleh berupa uang.

  • Madzhab Maliki 
Boleh mengeluarkan zakat fitrah dengan uang senilai makanan pokok (beras) yang dikeluarkan, namun MAKRUH.

  • Madzhab Hanafi 
 Boleh mengeluarkan berupa uang senilai setengah sha’ gandum atau tepung gandum setara dengan 1,907 kg (jika digenapkan menjadi 2 kg).


ANJURAN ( saya kutip dari FORSAN SALAF) :

Tetap mengamalkan pendapat madzhab Syafi’i yaitu berupa makanan pokok (beras).
Adapun jika ingin memberikan uang (bukan beras) tanpa keluar dari madzhab Syafi’i, bisa disiasati dengan cara :
membeli beras 1 sha’ dari seorang mustahiq lalu ia menyerahkan beras itu kepada mustahiq (penjual beras tadi) sebagai zakat fitrahnya. Setelah diterima, mustahiq menjual kembali beras itu kepada orang lain yang nantinya ia akan berzakat kepadanya. Begitu seterusnya secara berulang-ulang. (dipikir pelan-pelan... supaya paham... heehe)

Note : Mustahiq adalah Penerima Zakat

Semua Kembali pada Keyakinan anda... Wallahu a'lam ^_^
read more “Zakat Fitrah dengan UANG ??”

Paskibraka HUT RI ke-66

MERDEKAA!!
MERDEKAA!!
MERDEKAA!!
buat pemanasan sedikit ya... (n_n)

Seperti biasanya, Paskibraka selalu menjadi pusat perhatian seluruh rakyat Indonesia yang menonton Upacara Peringatan HUT RI. Begitu juga upacara Hari Kemerdekaan Indonesia yang ke-66 kemarin itu... kamu belum nonton????? sama saja kalo begitu.. :-D saya juga belum nonton, okelah coba saya cari-cari dari beberapa sumber tentang profil dari beberapa Pasukan Pengibar Bendera Pusaka...... Kalau sudah nonton semoga lebih tahu lebih banyak deh.... ^_^

Paskibraka yang terdiri atas 66 siswa sekolah menengah atas dari 33 provinsi itu memang terpilih melalui seleksi yang sangat ketat. Mereka harus menjalani pelatihan dan dikarantina di Cibubur sejak 20 Juli lalu.

Dua hari menjelang Hari Kemerdekaan, mereka juga menjalani prosesi pengukuhan yang dipimpin langsung oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Di antara barisan Paskibraka itu, ada beberapa peran yang memang cukup pretisius.
Sebelumnya saya tambahin foto-foto pas pengukuhan Paskibraka HUT RI 66

Menpora Andi Mallarangeng dan Ibu Vitri Mallarangeng foto bersama anggota Paskibraka usai dikukuhkan hari Senin (15/8) sore di Istana Negara. (foto: tyo/kemenpora.go.id)
Presiden SBY didampingi Ibu Negara Ani Yudhoyono dan Wapres serta para menteri beramah-tamah usai upacara pengukuhan Paskibraka 2011 hari Senin (15/8) sore di Istana Negara. (foto: abror/presidensby.info)

Presiden SBY didampingi Ibu Negara Ani Yudhoyono dan Wapres serta para menteri memberi selamat pada Paskibraka 2011 usai dikukuhkan dalam suatu upacara yang khidmad hari Senin (15/8) sore di Istana Negara. (foto: abror/presidensby.info)

Presiden SBY hari Senin (15/8) sore di Istana Negara mengukuhkan Paskibraka 2011 dalam suatu upacara yang khidmad. (foto: abror/presidensby.info)


1. Pembawa baki 
Salah satu peran vital dari anggota Paskibraka ini yakni pembawa baki atau penerima bendera dari Presiden bersama pengibar bendera pusaka.
cantiknyaaa ^_^


ini yang lebih gede, tapi belom tahu benernya... tapi kayaknya bener (maaf ya kalo keliru)


Yang terpilih sebagai pembawa baki atau penerima bendera dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) hari ini adalah Muvida Pratiwi Fallugah.


yang ini beneran si Vida lhoh ^_^




Siswi SMA Negeri 1 Kwandang, Gorontalo ini dipercaya membawa baki bendera pusaka pada detik-detik peringatan HUT RI ke-66 di Istana Merdeka, Jakarta Pusat, Rabu (17/8/2011).

Vida (panggilan akrabnya) masuk dalam Tim Sabang yang bertugas membawa bendera pusaka. Dia
menerima bendera pusaka dari Presiden SBY dan selanjutnya menyerahkannya
kepada tim pengibar bendera.


Dalam lembar informasi yang dibagikan Biro Pers dan Media Istana Kepresidenan, selain kriteria wajah mendukung, pembawa baki itu terpilih karena memeiliki pembawaan baki yang tenang, pendangan mata tajam, dan senyum menawan. Dari kriteria itu, terpilih Muvida Pratiwi Fallugah dari Provinsi Gorontalo.

:-kutipan dari berita yang saya baca 

"Kok aneh ya. Kriteria kok wajah mendukung, senyum menawan. Kesannya kok kayak pajangan saja," komentar salah satu wartawati dengan nada protes. "Fisik banget. Kalau buruk rupa, jangan harap pernah terpilih jadi pembawa baki. Mimpi," sahut wartawan lain.

Muvida lahir di Gorontalo pada 26 April 1995 dengan orang tua bernama Sitti Zubaidah dan Madjowa.

kalo mau FB-nya si Vida cantik ini "asli lhoh" 

https://www.facebook.com/profile.php?id=100000392855404

(tapi sekarang masih belum bisa di-add, kebanyakan yg antri konfirmasi)


ada fotonya lagi lhoh
si Vida lagi pake kerudung... tambah cantik yah :-))
udah jadi Duta Pariwisata Gorontalo..




2. Penggerek Bendera 


Posisi Penggerak benderadipercayakan kepada siswa asal Yogyakarta Hario Wibowo. Siswa dengan ukuran sepatu 44 ini merupakan siswa SMAN 1 Yogyakarta Jalan Hos Cokroaminoto 10.

Terpilih karena memenuhi kriteria : 
Mampu menyesuaikan tarikan dengan lagu, bersikap baik, serta tanggap mengatasi masalah.
 (semoga bisa saya update kalo sudah nemu foto dan profil lengkapnya..)

3. Pembentang Bendera 

Sebagai pembentang bendera Angga Gerlyan Luempow asal Sulawesi Utara merupakan siswa SMAN 1 Tahuna Jalan Stadion Dumuhung.

Terpilih karena memenuhi kriteria : 
Memiliki postur sama dengan Komandan Kelompok 8 dan penggerek bendera, mampu mengatasi permasalahan bendera, serta berpostur mendukung.
(semoga bisa saya update kalo sudah nemu foto dan profil lengkapnya..)




Didalam tim Sabang, sebagai 

Komandan Kelompok 17 yakni : Afena Dian Hertanto asal Jawa Tengah. 
 -->Ia terpilih karena memiliki postur tubuh baik, sikap baik, bisa mengendalikan langkah, dan jelas dalam memberikan aba-aba.

Komandan Kelompok delapan (8) : Andy Ardiansyah dari Kepulauan Riau, 
--> Memenuhi kriteria dapat memberikan aba-aba dengan jelas, bisa mengendalikan langkah, serta keserasian antara pembentang dan penggerak.

Para anggota Paskibraka itu dipimpin oleh Komandan Kompi Paskibraka Ajun Komisaris Polisi M. Reza Caherul Akbar yang sehari-hari menjabat sebagai Kasatlantas Polres Way Kanan, Lampung.


Sementara posisi Komandan Upacara ditempati oleh Kolonel Laut Yeheskiel Katiandagho. Dia adalah Komandan Kopaska Armada Laut Timur.
Paskibraka tahun ini memang patut  kita acungi jempol karena mereka mampu melaksanakan tugas dengan baik. Lihat saja, begitu selesai mengibarkan bendera dan memasuki sayap gedung Istana Merdeka, mereka menuai tepuk tangan dari hadirin..... 
Semoga kelak mereka juga mampu melaksanakan tugas dengan baik sebagai Penerus Negara Indonesia...

read more “Paskibraka HUT RI ke-66”

KOTA KELAHIRAN Bung karno bukan di Blitar tapi di SURABAYA


 Rakyat seluruh Indonesia selama ini mengerti bahwa Presiden Pertama Indonesia kita ini (Ir. Soekarno) lahir di kota Blitar Jawa Timur. Namun akhir - akhir ini, Indonesia dikejutkan dengan penelitian yang menggemparkan. Ternyata Bung Karno yang bernama asli Kusno Sosrodihardjo  dilahirkan di Surabaya. Tepatnya di sebuah rumah kontrakan Jalan Lawang Seketeng, sekarang berubah menjadi Jalan Pandean IV/40. Ayahnya Raden Soekemi seorang guru sekolah rakyat dan ibunya Ida Ayu Rai seorang perempuan bangsawan Bali.

Hampir semua rumah peninggalan Belanda di kawasan Jalan Pandean, Surabaya masih asli. Antara satu rumah dan rumah lainnya nyaris tak ada berbeda, bentuk, model, dan coraknya bergaya kolonial. Sejak dulu, tidak ada yang spesial di kampung itu. Namun akhir - akhir ini, warga dikejutkan dengan penelitian yang menggemparkan.

Tidak hanya bagi warga setempat, masyarakat Indonesia pun dibuat tercengang dengan penemuan bahwa rumah kelahiran Soekarno, Presiden pertama RI yang juga Sang Proklamator, berada di sebuah gang sempit yang berukuran tidak lebih dari tiga meter di Kota Pahlawan, Surabaya. Bukan di Blitar sebagaimana yang diketahui masyarakat Indonesia selama ini.

"Setelah kami lakukan penelitian dan melalui kajian cukup lama, ternyata rumah kelahiran Soekarno bukan di Blitar, melainkan di Surabaya," ujar Ketua Umum "Soekarno Institute", Peter A Rohi.

(Kamar sempit, yang sampai saat ini masih belom ada perubahan) tempat presiden Soekarno dilahirkan 6 Juni 1901
Ukuran bangunan rumah itu 6x14 meter. Terdiri dari satu ruang tamu, satu ruang tengah yang biasa ditempati keluarga bersantai, dan dua kamar. Di belakang ada dapur yang terdapat juga sebuah tangga kayu untuk naik ke lantai dua. Di lantai atas tersebut, hanya digunakan untuk menjemur pakaian.

"Dari dulu, ya seperti ini. Kami tidak mengubahnya, atau merenovasi," ujar Siti Djamilah, pemilik rumah saat ini.
Ia mengaku menempati bangunan itu sejak 1990. Ketika itu, ia ikut kedua orangtuanya. Kakak Djamilah dan suaminya, H. Zaenal Arifin juga menetap rumah itu.

Kemudian, 1998 Djamilah menikahi Choiri. Setelah kedua orang tua Djamilah meninggal, mereka hanya tinggal berempat. "Kami tidak menyangka bahwa rumah ini adalah tempat kelahiran Bung Karno. Sebuah kebanggaan dan anugerah karena kami tinggal di rumah tokoh kelas dunia. Tidak hanya presiden, tapi seorang yang patut menjadi teladan bangsa Indonesia," tutur Choiri, suami Djamilah.

"Kami sudah melalui kajian dan penelitian panjang sejak masa reformasi. Bahkan penelitian juga kami lakukan di Belanda. Buku-buku sejarah masa lalu juga membuktikan bahwa di Surabaya inilah Bung Karno dilahirkan. Syukurlah sekarang bisa diresmikan," ujar Peter A. Rohi.

"Di Jakarta ada prasasti Barack Obama, padahal dia Presiden Amerika Serikat. Masak Presiden Indonesia tidak ada prasastinya? Kami memasangnya di rumah kelahiran Soekarno," katanya, menambahkan.

Pasang Prasasti

 Dijelaskan Peter, pemasangan prasasti digelar 6 Juni 2011 karena disamakan dengan tanggal kelahiran Soekarno, yakni 6 Juni 1901. Peter menyayangkan sikap pemerintah yang menyatakan bahwa Soekarno lahir di Blitar. Padahal, kata dia, berbagai buku-buku sejarah dan arsip nasional ditegaskan bahwa Soekarno dilahirkan di Surabaya.
Peter A Rohi, penggagas Prasasti Bung Karno (Foto: Tudji Martudji, VIVAnews) 

Ia berani menunjukkan puluhan koleksi buku sejarah yang menuliskan kelahiran Soekarno. Di antaranya, buku berjudul "Soekarno Bapak Indonesia Merdeka" karya Bob Hering, "Ayah Bunda Bung Karno" karya Nurinwa Ki S. Hendrowinoto tahun 2002, "Kamus Politik" karangan Adinda dan Usman Burhan tahun 1950.
Lainnya, "Ensiklopedia Indonesia" tahun 1955, "Ensiklopedia Indonesia" tahun 1985, dan "Im Yang Tjoe" tahun 1933 yang sudah ditulis kembali oleh Peter A Rohi dengan judul "Soekarno Sebagi Manoesia" pada tahun 2008.

"Bahkan mantan Kepala Perpustakaan Blitar sudah mengakui bahwa Soekarno tidak dilahirkan di Blitar, melainkan di Surabaya," tuturnya. Pihaknya berharap, ke depan masyarakat Indonesia lebih mengetahui dan mengakui bahwa kota kelahiran Soekarno yang selama ini dikenal adalah keliru.

"Dulu pascatragedi G30S/PKI, semua buku sejarah ditarik dan diganti di Pusat Sejarah ABRI pimpinan Nugroho Notosusanto. Tapi saya heran, kenapa ada pergantian kota kelahiran Soekarno? Semoga pemerintah ke depan sudah mengakui bahwa lahirnya presiden pertama Indonesia ada di Surabaya," papar Peter.


Walikota Surabaya Bambang Dwi Hartono dan rombongan mengunjungi rumah nomer 40 RT 4 RW VIII Pandean IV Kelurahan Peneleh Kecamatan Genteng,Surabaya, usai acara peletakan batu pertama pembangunan monumen kelahiran Bung Karno, Minggu (29/8) siang

Peter mengaku tidak sendiri, sejumlah elemen dan peneliti ikut membantu melakukan pendalaman menguak misteri Bung Karno. "Saya tidak sendiri, sejumlah peneliti dari Jakarta dan Surabaya ikut andil menelusuri," sambungnya.

Termasuk mendatangi musem sejarah di Belanda. Puncaknya, tepat di tanggal lahir Bung Karno 6 Juni, peletakan batu prasasti mengukuhkan rumah tinggal keluarga Soekarno di Jalan Pandean IV/40 Surabaya, Jawa Timur, diresmikan, Senin 6 Juni 2011 oleh Walikota Surabaya, Tri Rismaharini.

Peresmian ditandai pembukaan selubung prasasti oleh Walikota Surabaya, Direktur The Soekarno Institute Peter A. Rohi, dan perwakilan Bung Karno, Prof. Haryono Sigit, Putra kandung Bung Tomo, Bambang Sulistomo yang disaksikan pejabat Pemkot Surabaya, anggota DPRD serta ribuan massa warga kota.

"Yang kami lakukan sudah melalui kajian dan penelitian panjang sejak pasca reformasi. Termasuk melakukan penelusuran ke Belanda. Buku-buku sejarah masa lalu juga membuktikan bahwa di Surabaya inilah Bung Karno dilahirkan. Syukurlah sekarang bisa diresmikan," kata Peter.

Walikota Surabaya Tri Rismaharini juga mengaku sangat yakin bahwa Bung Karno bukan dilahirkan di Blitar. Pihaknya juga telah mengirim surat ke Pemerintah Pusat untuk meluruskan persoalan ini dan optimistis pemerintah mengakuinya.

"Kami masih menunggu respon dari Pemerintah Pusat. Tapi tahun 2010, walikota Surabaya saat itu, Bambang DH, sudah menandatangani prasasti sekaligus mengirimkan surat ke pemerintah pusat," tutur Tri Rismaharini.

Sebelum  dipasangkan, prasastidi arak oleh ratusan orang. Prasasti yang terbuat dari batu granit berwarna hitam itu diarak di atas becak dari Jalan Mawar markas Laskar Revolusi pimpinan Bung Tomo menuju Jalan Pandean IV/40, rumah yang dulu pernah dikontrak ayah Bung Karno sekembalinya dari Bali.

foto arak-arakan prasasti kelahiran Bung Karno di Surabaya : Zaenal Effendi


"Kira-kira" prasasti berukuran sekitar 90x30 cm yang ditulis dengan tinta warna emas itu bertuliskan: "Di Sini Tempat Kelahiran Bapak Bangsa Dr Ir Soekarno Penyambung Lidah Rakyat Proklamator Presiden Pertama RI Pemimpin Besar Revolusi".

Di bawahnya terdapat tulisan waktu penandatanganan prasasti yang ditandatangani di Surabaya 29 Agustus 2010 oleh Bambang Dwi Hartono sebagai Walikota Surabaya saat itu.

Sedangkan sisi kanan prasasti terdapat foto Bung Karno yang tercantum alamat tempat dan tanggal lahir Bung Karno yakni Pandean IV/40, Bung Karno 9 Juni 1901 (Kamis Pon).

"Adanya prasasti ini menandai pelurusan sejarah bahwa Bung Karno adalah arek Suroboyo," kata Peter A Rohi, kepada wartawan di sela-sela arak-arakan, Minggu (5/6/2011).

Jadi Museum

Menurut Risma, pihaknya sudah menemui keluarga pemilik rumah, Choiri, agar bersedia menjualnya dan akan dijadikan museum atau tempat cagar budaya.

"Saya sudah memberikan tugas kepada Dinas Pariwisata Kota Surabaya untuk negosiasi harga dengan pemilik rumah. Nantinya rumah kelahiran Bung Karno akan dijadikan museum dan untuk kawasan sejarah," ujar Tri Rismaharini ketika ditemui di sela pemasangan prasasti dan peresmian rumah kelahiran Bung Karno, Senin (6/6).

Sayang, orang nomor satu di Surabaya tersebut enggan menyebutkan anggaran yang dikeluarkan. "Harga masih negosiasi. Saya sudah minta ke Bu Wiwik (Kepala Dinas Pariwisata) untuk mengalokasikan dana dari Perubahan Anggaran Keuangan (PAK) Kota Surabaya. Lebih bagus lagi kalau masih ada barang-barang aslinya, agar bisa menceritakan ke anak-anak bahwa di Surabaya Bapak Proklamator dilahirkan," tutur Risma.

Sementara itu, keluarga Bung Karno, Prof. Haryono Sigit, mengakui bahwa orangtua Bung Karno pernah tinggal di rumah itu. Ia juga menyerahkan sepenuhnya kepada Pemerintah Kota Surabaya untuk mengelola rumah tersebut. "Mau diapakan rumah itu, bukan wewenang saya. Saya serahkan ke Pemkot," tukas mantan Rektor ITS Surabaya tersebut.

Direktur Utama Surabaya Herritage, Freddy H Istanto mengatakan, jika nantinya rumah kelahiran Soekarno dijadikan museum maka yang harus diperhatikan adalah sistem pengelolaannya.

Choiri, selaku pemilik rumah mengatakan, secara prinsip pihaknya tidak mempermasalahkan dan siap menjual rumahnya ke Pemkot Surabaya. Terkait harga, ia mengaku masih melakukan negosiasi untuk menentukan harga yang pas. "Tapi kami masih banyak saudara kok di Surabaya, sambil mencari rumah, kami mungkin tinggal di rumah saudara dulu," timpal Djamilah.


Yhah begitulah  ^_^
Tulisan ini dari beberapa sumber lhoh... habis saya baca-baca dari
Republika.co.id
detikSurabaya
Viva News
Gambar-gambar dapet dari guugling juga...

read more “KOTA KELAHIRAN Bung karno bukan di Blitar tapi di SURABAYA”

Tigerfish, buaya pun takut @_@

Goliat Tigerfish, adalah sejenis spesies ikan karnivora yang beratnya mencapai 154 pon (77 kg) dan panjangnya mencapai 5 meter. kan ini dikenal luas sebagai makhluk ganas dengan gigi tajamnya, dan baru-baru ini ditampilkan dalam acara dunia binatang baru “Monster River”.

Goliath Tigerfish adalah salah satu dari berbagai jenis ikan besar asli Sungai Kongo, sebanyak 80 persen dari populasi ikan di sana tidak ditemukan di tempat lain di dunia.

“Ikan rakasa” itu dapat berenang di arus air yang berputar dan dengan mudah menangkap ikan kecil yang tidak mampu berenang melawan arus,' kata Animal Planet.

Ikan ini juga dapat merasakan getaran frekuensi rendah yang dipancarkan mangsanya.

Sungai Kongo adalah tempat hidup bagi 686 jenis ikan. Dalam sebuah artikel yang menyorot keajaiban Kongo, World Wildlife Fund mendokumentasikan ikan eksotis dalam lingkungan perairannya. Ikan gajah memiliki organ listrik di ekor mereka yang mereka gunakan untuk bernavigasi dan berkomunikasi dengan ikan sejenisnya. Mereka juga memiliki moncong panjang untuk menyaring sedimen di dasar sungai untuk mencari makanan, seperti dilaporkan National Geographic.

Ikan berahang lebar ini mampu menghirup udara, tidak seperti halnya ikan kebanyakan. Mereka juga bisa bertahan hidup dengan pasokan oksigen yang minim atau tidak sama sekali. Selama periode kering, mereka menggali dalam lubang lumpur dan membungkus diri dalam lendir. Bichirs mirip ikan purba, “dengan sirip berlekuk dan lapisan keras pada sisik mereka.

Ikan Sungai Kongo mampu beradaptasi dengan lingkungan mereka dengan efisiensi yang luar biasa. Beberapa jenis sanggup bersembunyi dari predator di dalam air, seperti bunga bakung yang tumbuh di pesisir sungai, sementara yang lain hidup di pohon-pohon tumbang yang sebagian terendam dalam air.

Akan tetapi, beberapa nelayan kini secara berlebihan menangkap ikan atau menggunakan metode merugikan, seperti penggunaan herbisida untuk menghilangkan tumbuhan hijau yang tumbuh di sungai, bahan peledak, dan racun. Hal ini telah menyebabkan penurunan habitat beberapa spesies ikan, mengancam keragaman yang dinamis dari sungai, seperti hasil penelitian yang dilakukan oleh the Congo River Environment and Deve-lopment Project (CREDP).

Goliat Tigerfish tidak terancam pada saat laporan ini ditulis, namun tayangan di Animal Planet (dunia satwa), telah menarik banyak perhatian aktivist di wilayah tersebut.
read more “Tigerfish, buaya pun takut @_@”